Mekanisme Reaksi E2
Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi sikloheksanol menjadi sikloheksena dengan asam sulfat serta pemanasan
Reaksi eliminasi adalah reaksi organik dua substituen terbagi atas molekul dalam mekanisme satu tahap (E2) dan juga dua tahap (E1).
Reaksi E2
Reaksi eliminasi alkil halida yang paling berguna
ialah reaksi E2 (eliminasi bimolekuler). Reaksi E2 alkil halida cenderung
dominan bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR,
dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan
alkil halida dengan K+-OH atau Na+ -OCH2CH3
dalam etanol.
Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation
sebagai zat-antara, melainkan berupa reaksi serempak (concered reaction) yakni
terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
- Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
- Elektron elektron C-H membentuk ikatan pi
- Brom bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br
Persamaan diatas menunjukkan
mekanisme, dengan anak-panah bengkok menyatakan “pendorongan elektron” (electron-pushing). Struktur
keadaan-transisi dalam reaksi satu tahap ini adalah:
Dalam reaksi E2, seperti dalam
reaksi E1, alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil halida primer
paling lambat. (bila diolah dengan suatu basa, alkil halida primer biasanya
begitu mudah bereaksi substitusi, sehingga hanya sedikit alkena terbentuk.
Stereokimia
Suatu Reaksi E2
Dalam keadaan transisi suatu
eliminasi E2, basa yang menyerang dan gugus yang pergi umumya sejauh mungkin,
atau anti. Karena inilah maka eliminasi E2 seringkali dirujuk sebagai anti-eliminasi.
Ciri yang menarik mengenai
anti-eliminasi adalah bahwa peletakan anti dari H dan Br yang akan dibuang
menentukan streokimia alkena sebagai produk. Untuk memahami terjadinya hal ini,
perhatikan reaksi E2 dari beberapa halida streoisomerik. Senyawa
1-bromo-1,2-difenilpropana mempunyai dua atom karbon kiral (karbon 1 dan 2) dan
empat streoisomer.
Karena terdapat hanya satu hidrogen
β dalam halida awal, maka streoisomer yang manapun akan menghasilkan C6H5(CH3)C=CHC6H5.
Namun dalam produk ini dapat terjadi keisomeran geometrik.
Bila atau
(1R,2R)-1-bromo-1,2-difenilpropana ataupun (1S,2S)-enantiomernya menjalani
reaksi E2, akan terbentuk (Z)-alkena secara ekslusif; tak akan terbentuk
(E)-alkena.
Mekanisme E2
Karakteristik
mekanisme reaksi ini diantaranya:
- E2 adalah eliminasi satu tahap, dengan satu keadaan transisi.
- Biasanya terjadi pada alkil halida primer tersubstitusi, namun mungkin terjadi pada alkil halida sekunder dan senyawa lainnya.
- Laju reaksinya mengikuti orde kedua, karena reaksi dipengaruhi baik oleh alkil halida dan basa (bimolekular).
- Karena mekanisme E2 menghasilkan pembentukan ikatan pi, dua gugus pergi (terkadang sebuah hidrogen dan suatu halogen) harus antiperiplanar. Keadaan transisi antiperiplanar memiliki konformasi goyang (staggered) dengan energi yang lebih rendah dibanding keadaan transisi sinperiplanar di mana konformasi eklips dengan energi yang lebih tinggi. Mekanisme reaksi yang melibatkan konformasi goyang lebih disukai pada reaksi E2 (tidak seperti reaksi E1)
- E2 biasanya menggunakan basa kuat. Basa harus cukup kuat untuk melepas hidrogen yang kurang asam.
- Agar ikatan pi dapat terbentuk, hibridisasi karbon harus lebih rendah dari sp3 menjadi sp2.
- Ikatan C-H dilemahkan dalam tahap penentu laju dan karenanya efek isotop deuterium primer lebih besar dari 1 (biasanya 2-6) teramati.
- E2 berkompetisi dengan mekanisme reaksi SN2 jika basa dapat bertindak pula sebagai nukleofil (pada banyak basa yang umum).
Contoh tipe reaksi ini dalam skema 1 adalah reaksi isobutilbromida dengan kalium
etoksida dalam etanol.
Produk reaksi tersebut adalah isobutilena, etanol
dan kalium bromida.
Permasalahan:
Bila atau
(1R,2R)-1-bromo-1,2-difenilpropana ataupun (1S,2S)-enantiomernya menjalani
reaksi E2, akan terbentuk (Z)-alkena secara ekslusif; tak akan terbentuk
(E)-alkena.Menurut anda kenapa bisa hanya terbentuk produk (Z) dan tak ada produk (E)?
Perhatikan reaksi E2 dari beberapa halida stereoisomerik di bawah ini:
Dari keempat stereoisomer di atas, manakah stereoisomer yang akan menghasilkan C6H5(CH3)C=CHC6H5. Mengapa demikian?
Keadaan transisi terjadi lepasnya X dan transfer H. Apakah yang mempengaruhi keadaan tersebut sehingga terjadi lepasnya X?
Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp
J and Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organiik jilid 1, 3ed. Terjemahan
A. Jakarta: Erlangga.
https://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_eliminasi
Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatu, Selamat Pagi. Saya Idkhom kholid dengan nim RSA1C117015 akan mencoba menjawab permasalahan anda yang pertama. yang hanya terbentuk produk Z dan tidak ada produk E Karena cuma ada satu tahap dari masing-masing enantiomer Br dan hidrogen beta berposisi anti, baik dari enantiomer ini pelurusan anti antara H dan Br akan meketakkan gugus-gugus fenil pada sebelah dari molekul, sehingga menghasilkan Z-alkena. Jika eliminasi dapat terjadi tanpa memikirkan konformasi enantiomer-enantiomer ini, pastilah akan ketemu E-alkena.
BalasHapusTerimakasih
Semoga membantu
Assalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh
BalasHapusSaya Siti Munawaroh dengan nim RSA1C117003 akan mencoba menjawab permasalahan anda yang kedua. Karena terdapat hanya satu hidrogen B dalam halida awal, maka stereoisomer yang manapun akan menghasilkan C6H5(CH3)C=CHC6H5. Namun dalam produk ini dapat terjadu keisomeran geometrik.
Perkenalkan saya EndahbSulityawati.Ryt (RSA1C117013) Akan mencoba membantu menjawab permasalahan saudari indah nomor 3 yaitu menurut saya Sebenarnya lepasnya X dari alkil tidak hanya disebabkan oleh energi dasar, namun juga dipengaruhi oleh atom C
BalasHapus