JURNAL PERCOBAAN 5 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK II
NAMA
: INDAH
NIM : RSA1C117005
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 5
I.
Judul : Pembuatan Senyawa Organik
Asam Benzoat dan Benzil Alkohol
II.
Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2019
III.
Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.
Dapat memahami reaksi oksidasi dan
reduksi aldehide yang tidak memiliki H alfa.
2.
Dapat memahami reaksi yang terjadi pada
senyawa aldehide akibat penambahan basa kuat.
3.
Dapat mempelajari cara pembuatan asam
benzoat dan benzil alcohol.
IV.
Landasan
Teori
Asam
benzoat merupakan senyawa organik berwujud padat (kristal), kristalnya ini
berebntuk monoklin. Asam benzoat ini berwarna putih dan memiliki bau menyengat
dengan titik leleh 122-123oC. Asam benzoat ini sebenarnya sering
kita temukan di berbagai bahan pengawet makanan dan juga di bahan obat-obatan. Berbeda
dengan senyawa benzil alkohol, pada suhu kamar benzil alkohol ini berwujud cair
dan tidak berbau. Kedua senyawa ini yaitu senyawa asam benzoat dan senyawa
benzil alkohol ini dapat dibuat bersama-sama dari bahan benzaldehide yang
ditambahkan dengan basa kuat lalu dilakukan pemanasan. Benzaldehide adalah
suatu senyawa aldehide yang memiliki gugus fungsi karbonil dan dapat mengalami
reaksi adisi nukleofilik aldehide seperti OH, CN, NH3, Ion C-
(karban) dan sebagainya. Ion karbon ini dapat dihasilkan dari reaksi senyawa
aldehide yang memiliki H alfa dengan suatu basa kuat. Ion karbon yang terbentuk
nanti juga dapat bereaksi lebih lanjut dengan aldehide untuk kemudian membentuk
senyawa β – hidroksi aldehide. Tipe reaksi ini lebih dikenal dengan nama
kondensasi aldol.
Senyawa
aldehid yang tidak memiliki hydrogen alfa tak mengalami reaksi tersebut. Pada penambahan
basa kuat terhadap senyawa ini akan terjadi reaksi reduksi yang menghasilkan
senyawa alkohol dan garam karboksilat. Jika reaksi ini disertai dengan
pemanasan maka akan reaksi disproporsionasi dimana sebagian aldehid akan
teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi. Reaksi ini yang dikenal sebagai reaksi
cannizaro. Benzil alkohol dalam percobaan ini dibuat dengan cara mereaksikan
suatu aldehide aromatis dengan suatu basa kuat (Tim Kimia Organik II).
Asam benzoate adalah zat pengawet
yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoate juga biasa
disebut dengan senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini
dalam kedua makanan untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama
untuk makana yang telah dibuka kemasannya. Untuk pembatasan penggunakan asam
benzoate bertujuan supaya tidak terjadi keracunan. Konsumsi berlebihan asam
benzoate yang zecara berlebihan tidak dianjurkan dikarenakan pengawet yang
masuk kedalam tubuh kita akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya
mengkonsumsi, apalagi kalai dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lainnya
yang mengandung asam benzoate. Pada manusia dosis toksiknya adalah 6mg/kg berat
badan melalui injeksi kulit tetapi untuk pemasukan melalui mulut sebanyak 5mg
sampai 10mg/hari dan selama beberapa hari asam
benzoate dalam tubuh tidak mempunyai efek negative ataupun merugikan
terhadap kesehatan (Astawan, 2015).
Menurut Fessenden (1997), suatu
aldehid aromatik dan alifatik yang tidak memiliki gugus H alfa dapat mengalami
dua reaksi apabila direaksikan dengan NaOH, yaitu reaksi oksidasi dan reduksi.
Aldehid yang mengalami reaksi oksidasi akan menghasilkan suatu produk alkohol
primer. Reaksi yang dialami aldehida ini dinamakan reaksi Canizzaro. Mekanisme reaksi
Canizzaro tersebut yaitu:
Menurutn
Kristian (2007), reaksi pembutan benzil alcohol dan asam benzoate yang dapat
dilakukan dengan reaksi Canizzaro, menggunakan bahan dasar benzaldehid dan
kalium hidroksida sebagai katalis. Reaksi Canizzaro merupakan reaksi disproporsionasi
seatu aldehida menjadi asam karboksilat dan alcohol primer. Secara umum
pembentukan asam benzoate dan benzyl alcohol adalah sebgai berikut:
Asam hidroksi benzoate bisa terdapat
sebagai isomer orto, meta dan para. Isomer orto merupakan asam salisilat dan
turunan-turunannya misalnya natriumsalisilat, dimana ester dari gugus
karboksilnya seperti metal salisilat dan ester dari gugus hidroksilnya seperti
asetosal. Sebagai contohnya isomer para adalah nipasol dan nipagin. Asam
benzoate adalah precursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya. Benzyl alcohol dapat dipisahkan dari asam benzoate dengan menggunakan
metode pemisahan destilasi. Bromo benzena juga dapat diubah menjadi asam
benzoate dengan karbonasi zat antara fenil magnesium bromide. Benzil alcohol
juga bisa direfluks dengan penambahan kalium permanganate atau oksidator
lainnya dalam air (Hart, 2003).
V.
Alat
dan Bahan
5.1 Alat
a) Erlenmeyer
250ml
b) Labu
dasar datar 300ml
c) Corong
pisah
d) Labu
destilasi
e) Pendingin
air (kondensor)
f) Termometer
5.2 Bahan
a) 27gr
KOH padat
b) 20ml
larutan Natrium bisulfit
c) 5gr
MgSO4
d) 29ml
benzaldehid
e) 10ml
larutan natrium karbonat
f) 120ml
eter
g) 10ml
larutan natrium karbonat
VI.
Prosedur
Kerja
Larutkan 27 gr kalium hidroksida padat
dalam 25 ml air dalam sebuah Erlenmeyer. Tuangkan larutan kalium ini ke dalam
sebuah labu dasar datar yang berisi 29 ml benzaldehide yang baru di destilasi,
kocok sampai terjadi emulsi, diamkan selama 10 jam dalam sebuah tempat yang tertutup
rapat.
Tambahkan air kira-kira 110 ml untuk
melarutkan endapan kalium benzoat yang terjadi. Pindahkan larutan tadi kedalam
corong pisah, kemudian ekstraksi tiga kali, masing-masing dengan 30 ml eter.
Kocok kuat-kuat, diamkan sebentar sehingga terjadi dua lapisan cairan, yaitu
larutan lapisan dalam eter dan lapisan larutan dalam air, pisahkan kedua
lapisan tadi, kemudian dikerjakan tiap-tiap lapisan tadi melalui proses
tertentu.
Ekstraksi larutan dalam eter (lapisan
atas) dimasukkan kedalam labu destilasi. Untuk memisahkan eter-nya dengan jalan
destilasi, sampai polumenya tinggal 300 ml dinginkan sisa destilasi ini dan
kocok beberapa kali masing- masing dengan menambahkan 5 ml larutan jenuh
natrium bisulfit untuk mengusir sisa benzaldehide yang masih ada. Cuci dengan
10 ml larutan natrium karbonat (10%) kemudian dikeringkan dengan menambahkan 5g
anhidrida magnesium sulfat. Saring dan destilatnya langsung ditampung dalam
labu destilasi. Destilasi untuk memisahkan eter yang masih ada, dengan memanaskannya
diatas penangas air, teruskan destilasi tersebut untuk mendapatkan destilat
benzadehide pada temperature 200-206oc pada wajah yang bersih dan
kering. Bila benzaldehide yang ditampung itu tidak pada temperature 200oc,
berarti belum murni perlu dimurnikan kembali dengan mendestilasi lagi destilat
tersebut.
Bila destilat ditampung pada temperature
mendekati titik didih benzaldehide, periksa kemurnian dengan melihat indeks
biasnya.
Larutan dalam air yang disimpan (lapisan
bawah) yaitu kalium benzoat ke dalam satu campuran 75 ml asam klorida pekat
dalam 75 ml air sambil diaduk dan ditambah 100 gr es. Terjadi endapan asam
benzoat, disaring, cuci dengan air kemudian uapkan untuk mendapatkan Kristal
asam benzoat. Priksa titik lelehnya.
Video terkait praktikum
ini: https://youtu.be/b9cEfagdhSU
Pertanyaan:
1. Pada
video diatas, untuk membentuk asam benzoate terjadi deprotonasi saat toluene
dioksidasi oleh permanganat. Menurut anda mengapa bisa terjadi deprotonasi saat
itu?
2. Pada
reaksi awal pembuatan asam benzoat,campuran kalium hidroksida dan benzaldehid
didiamkan selama 10jam yang bertujuan agar terjadinya reaksi oksidasi. Jika saya
ingin membantu jalannya reaksi oksidasi itu terjadi dengan memanaskan campuran
tersebut. Menurut anda apakah tindakan saya dapat membantu jalannya reaksi atau
malah membuat campuran tersebut tidak bereaksi atau bereaksi lain?
3. Pada praktikum kali ini, mengapa pada larutan benzyl alcohol dalam eter harus ditambahkan larutan natrium bisulfit sebelum proses lebih lanjut?
Saya akan menjawab no 1 : Karena toluena melepaskan sebuah Proton(kation hidrogen H+ dari sebuah molekul yang akan membentuk konjugat basa.
BalasHapus2. Menurut saya, agar terjadi reaksi oksidasi dengan cepat kita bisa melakukan pengadukan dengan menggunakan Magnetic Stirring Bar atau pengaduk magnetik agar produk yang dihasilkan tidak rusak, jika kita melakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi oksidasi nantinya ditakutkan akan merusak produk yang dihasilkan. Jadi menurut saya lebih baik dilakukan pengadukan saja dengan Magnetic Stirring Bar
BalasHapusNomor 3. Untuk menghilangkan sisa dari benzaldehide yang masih berada di dalam nya
BalasHapus