JURNAL PERCOBAAN 6 SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK II


NAMA           : INDAH
NIM                : RSA1C117005

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

PERCOBAAN 6

I.         Judul                   : Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam
II.      Hari/Tanggal      : Rabu, 16 Oktober 2019
III.   Tujuan                :
  Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.    Dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrinning fitokimia bahan alam
2.    Dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam
3.    Dapat melakukan skrinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan.

IV.   Landasan Teori
Menurut Tim Kimia Organik (2019), Makhluk Hidup memiliki kandungan kimia berdasarkan cara terbentuk dan fungsinya yang dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu:
1.        Metabolit Primer
Metabolit primer merupakan senyawa organik yang terlibat dalam proses metabolisme dalam makhluk hidup tersebut seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam amino.
2.        Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder merupakan hasil samping proses metabolisme seperti alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid,, fenolik, kumarin, kuinon, saponin, tannin, lignin, glikosida dan masih banyak lagi.
Skrinning fitokimia adalah pemeriksaan kimia secara kualitatif terhadap senyawa-senyawa aktif biologis (metabolit sekunder bahan alam) yang terdapat dalam simplisia tumbuhan atau makhluk hidup lainnya. Oleh karena pada umumnya yang menrupakan senyawa aktif tersebut adalah snyawa-senyawa organik, maka pemeriksaan skrinning fitokimia terutama ditujukan terhadap golongan senyawa-senyawa organik seperti alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid, fenolik, kumarin, saponin, tannin, lignin, glikosida dan lain sebagainya (Farnsworth, 1996).
Penapisan fitokimia dilakukan jika ekstrak dari tumbuhan yang diperoleh tidak diketahui kandungan kimianya. Pada penapisan fitokimia ini ditujukan untuk mengetahui kandungan senyawa ataupun golongan senyawa dalam suatu tanaman atau ekstrak tanaman. Untuk metode yang digunakan dalam skrinning fitokimia harus memiliki syarat, dimana persyaratannya yaitu metodenya harus sederhana dan cepat, kemudian perlatan yang dugunakan sedikit mungkin dan selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu supaya dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa tertentu dalam kelompok senyawa yang diteliti. Dan juga biasanya pada skrinning fitokimia ada kesalahan menafsirkan hasil analisis pengujian skrinning seperti reaksi postif palsu yang mana hasil pengujian menyatakan ada (positif), tapi sebenarnya tidak ada (negative), hal itu bisa disebabkan kesalahan alat. Atau pengaruh senyawa yang memiliki kesamaan sifat maupun struktur atom yang identik (Houghton, 1998).
Skrinning fitokimia dilakukan sebagai pemeriksaan kimia pendahuluan dari simplisia sebelum dilakukan tahap isolasi lebih lanjut. Pemeriksaan terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tergantung pada sensitivitas dari prosedur analisis dan banyaknya kandungan senyawa kimia yang diidentifikasi. Metode yang dilakukan untuk melakukan skrinning fitokimia harus memenuhi beberapa syarat antara lain seperti sederhana, cepat, dapat dilakukan dengan peralatan yang minimal, selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari, semi kualitatif dan dapat memberikan keterangan tambahan ada atau tidaknya senyawa tertentu dari golongan senyawa yang dipelajari. Uji fitokimia yang dapat dilakukan adalah uji kualitatif secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan secara uji kualitatif secara kimiawi (Marliana, 2005).
Menurut Fessenden (1981), ada metode yang dipakai untuk melakukan skrinning fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
1.        Sederhana
2.        Cepat
3.        Dapat dilakukan dengan peralatan minimal
4.        Selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
5.        Bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuksenyawa yang dipelajari
6.        Dapat memberikan keterangan tambahan ada atau tidak adanya senyawa dari golongan yang dipelajari
Menurut Harbone (1987), untuk mengidentifikasi metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak yang digunkan berbagai metode yaitu:
1.        Identifikasi Senyawa Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa nitrogen yang sering terdapat didalam tumbuhan, untuk mengetahui atau mengidentifikasi adanya alkaloid yaitu dapat manggunkan pereaksi Dragendroff dan pereaksi Meyer.
2.        Identifikasi Senyawa Antrakuinon
Antrakuinon adalah suatu glikosida yang didalam tumbuhan terdapat sebagai turunan antrakuinon terhidrolisis temitilasi, atau terkarboksilasi, dimana antrakuinon berikatan dengan gula sebagai o-glikosida atau c-glikosida. Turunan antrakuinon dapat beraksi dengan basa yang memberikan warna ungu dan hijau.
3.        Identifikasi Senyawa Flavonoid.
Flavonoid adalag senyawa yang pada umumnya terdapat pada tumbuhan berpembukuh, terikat pada glukosa dan aglikon falvonoid. Untuk menganlisis flavonoid yang diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Dimana proses ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menghindari oksidasi ensim.

V.      Alat dan Bahan
5.1  Alat
a)    Tabung reaksi 20 buah
b)   Erlenmeyer 250ml
c)    Plat tetes
d)   Gelas kimia 200ml
e)    Pipet tetes
f)    Lumpang
g)   Corong gelas
h)   Gelas ukur
5.2  Bahan
a)    Pereaksi Dragendorf
b)   Pereaksi Mayer
c)    Pereaksi Wagner
d)   Kloroform
e)    NaOH padatan
f)    Etanol
g)   Iodine
h)   Metanol
i)     Brusin
j)     KI
k)   Heksan
l)     Shinoda

VI.   Prosedur Kerja
Adapun langkah kerja dari percobaan kali ini adalah:
6.1    Pemeriksaan Alkaloid
Ø Dihaluskan simplisia tumbuhan (pandan) sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih (silica).
Ø Bahan tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.
Ø Saring bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2N, lalu dikocok.
Ø Dipisahkan dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.

6.2    Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Ø Dimasukkan simplisia tumbuhan (kopi) 5 gram kering yang telah dirancang halus ke dalam erlin meyer 250ml, ditambahkan 25 ML etanol dan sambil diaduk kemudian dipanaskan di atas penangas air.
Ø Setelah dipanaskan lebih kurang 10 menit disaring dalam keadaan panas.
Ø Diuapkan Filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak  pekat etanol.
Ø Dititrasi ekstrak etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ini ditempatkan dalam 2 lubang plat tetes dan dibiarkan kering.
Ø Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat diaduk dengan hati-hati.
Ø Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang terbentuk.  timbulnya warna merah atau merah Ungu yang tidak stabil kemungkinan dikarenakan karena adanya triterpenoid,  sedangkan warna hijau karena adanya steroida.
Ø Reaksi harus dicek dan dengan menambahkan hanya asam sulfat pekat pada lubang plat tetes yang satu lagi amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoid ada tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.

6.3    Pemeriksaan Flavonoid
Ø Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan (belimbing wuluh) yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.
Ø Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).
Ø Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10%. adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.

6.4    Pemeriksaan Saponin
Ø Dimasukkan lebih kurang 0,5 gr simplisia tumbuhan (serai) ke dalam tabung reaksi.
Ø Ditambahkan 10 ml air panas dan biarkan menjadi dingin
Ø Dikocok selama 10 detik. Bila terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10cm selama 10 menit tidak hilang saat penambahan 1 tetes asam klorida 2N pada perlakuan ini, berarti tes saponin adalah positif.

6.5    Pemeriksaan Kuinon
Ø Dipotong-potong halus simplisia tumbuhan (kayu manis).
Ø Diekstraksi dengan eter, jika warna contoh yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.

6.6    Pemeriksaan Kumarin
Ø Ekstrak metanol atau ekstrak dari simplisia tumbuhan (jeruk purut/jeruk nipis) dapat dideteksi keberadaan kumarinnya dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2). Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning.

Video terkait praktikum ini: https://youtu.be/GSHez85LKeo

Pertanyaan:
1.    Pandan mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon dan lain sebagainya.  Dimana pada prosedur pemeriksaan alkaloid, kita menggunakan preaksi Mayer,  Wanger,  dan Dragendrof.  Apakah semua senyawa yang terkandung dalam pandan tersebut mempengaruhi percobaan pemeriksaan alkaloid ini?
2.    Pada praktikum kali ini yaitu Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam kita melakukan pemeriksaan senyawa senyawa yang terkandung dalam tanaman. Menurut anda apakah bisa, kita menggantikan simplisia tumbuhan dengan hewan?
3.    Menurut anda bagaimana cara kita memeriksa kumarin jika kita tidak menggunakan alat kotak sinar UV? Apakah bisa kita lakukan dengan menggantikannya dengan alat atau sinar yang lain?

Komentar

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 8 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66 (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus
  2. 3. Penggunaan berkas sinar cahaya tampak juga cukup untuk mengidentifikasi senyawa kumarin pada plat klt, namun terkadang yang terjadi adalah senyawa kemarin tidak memancarkan spektrum cahaya tampak ketika ditembakkan oleh cahaya visible pada rentang 400 sampai 1000 nanometer, maka dari itu agar eksitasi dari komponen kumarin dapat memantulkan cahaya dengan energi lebih tinggi maka kita memerlukan spektrum cahaya yang lebih dari 1000 nanometer yaitu salah satunya contohnya adalah sinar ultraviolet

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer