JURNAL PERCOBAAN 8 ISOLASI SENYAWA p-METOKSI SINAMAT dari KENCUR (Kaemferiam galangga L)
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK II
NAMA : INDAH
NIM : RSA1C117005
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 8
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi
Sinamat dari Kencur (Kaemferiam
galanga L)
II.
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
III.
Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.
Dapat menguasai teknik-teknik isolasi
bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid
2.
Dapat mengenal sifat-sifat kimia fenil
propanol melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik
IV.
Landasan
Teori
Kencur adalah
tanaman tropis yang banyak tumbuh di kebun yang dapat digunakan untuk bumbu
dapur dan juga obat-obatan tradisional Indonesia. Senyawa kimia yang terkandung
di dalamnya, yaitu; etil p-mmetoksi sinamat, etil sinamat komponen yang utama,
p-metoksistiren dan lain sebagainya. kadar etil p-metoksinamat dalam kencur
cukup tinggi bisa mencapai 10% karena itu dengan mudah bisa diisolasi dari
umbinya menggunakan pelarut petroleum/etanol. Biasanya ekstraksi digunakan
untuk memisahkan senyawa-senyawa organik dari campurannya. Ragam ekstraksi ini
bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan
pada jenis senyawa yang diisolasi. Dalam etil p-metoksinamat proses pemisahan
dengan cara ekstraksi zat-zat yang dipisahkan terbagi dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur. Air sering digunakan sebagai pelarut pertama sedangkan
pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka
senawa organik tersebut terdapat dalam fase organik. Sedangkan senyawa lainnya
akan berada dalam fase air (Tim Kimia Organik, 2019).
Etil p-metoksi sinamat merupakan
salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur (Kempferia galanga L.)
yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu sebagai pelindung kulit
dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang
mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat non polar dan juga
gugus karbonil yang mengikat etil yang sedikit polar, sehingga dalam
ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang memiliki variasi kepolaran,
yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan heksana (Firdaus, 2009).
Kaempferia
galanga,Linn atau biasa disebut dengan kencur
merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah, kencur banyak digunakan sebagai tanaman yang
dipelihara atau juga bisa digunakan sebagai ramuan obat tradisional serta
sebagai bumbu masakan, sehingga banyak petani yang membudidayakan tanaman
kencur tersebut sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang
besar. Tanaman kencur yang diperdagangkan adalah bagian buah akar yang tinggal
didalam tanah atau rizoma. Rimpang
kencur yang terdapat dalam tanah
bergerombol dan bercabang-cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit
ari bewarna coklat dan bagian dalam bewarna putih kekuning-kuningan yang
memiliki kandungan air yang lebih banyak (Fessenden,1984).
Kencur (Kaempferia galanga L.)
adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung
minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Kencur banyak
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri
kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus
rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik, kencur digunakan sebagai
penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum,
ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri dalam rimpang kencur
mengandung etil parametoksi sinamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak
digunakan dalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti
jamur (Rostiana et all, 2005).
Salah satu
reaksi yang mudah dilakukan dalam etil p-metoksisinamat yaitu
menghidrolisisnya, dimana akan menghasilkan asam p-metoksi sinamat. NaOH yang
ditambahakan pada hidrolisis etil p-metoksi sinamat yaitu akan terurai menjadi
Na+ dan OH-. Dimana ion OH- akan menyerang
gugus C karbonil yang bermuatan positif dan menyebabkan kelebihan electron. Hal
ini akan terjadinya pemutusan ikatan rangkap antara atom O adan atom C sehingga
atom O akan membentuk ikatan rangkap lagi dengan atom C, kemudian atom C akan
menstabilkan diri dengan melepaskan OC2H5. Maka hal ini akan menyebabkan
terbentuknya p-metoksi sinamat (Afriantini,1990).
V.
Alat
dan Bahan
5.1
Alat
a) Erlenmeyer
250ml
b) Penangas
air
c) Labu
bulat
d) Corong
buchner
e) Corong
biasa
f) Kertas
saring
g) Evaporator
h) KLT
i) Alat
ukur TI
5.2
Bahan
a) Kencur
b) Kloroform
c) Etanol
d) NaOH
e) Metanol
f) Asam
sulfat klorida
VI.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
6.1 Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
1.
Dimasukkan serbuk kencur ke dalam Erlenmeyer 250 ml
2.
Direndam dengan 100 ml kloroform
3.
Dihangatkan pada penangas air sambil digoyang-goyang
4.
Dibiarkan selama setengah jam pada temperature kamar
kemudian saring
5.
Dipisahkan residu kencur dan ulangi perkolasi sekali
lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
6.
Diperoleh filtrate kemudian digabung dan dipekatkan di
bawah tekanan rendah (evavorator) sampai volume larutan kira-kira setengahnya
7.
Didinginkan larutan pekat dalam air es, padatan yang
terbentuk disaring dengan corong Buchner, filtrate dipekatkan sekali lagi dan
padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian ditimbang
8.
Dihitung rendemennya, Rekristalisasi dilakukan dalam
klorofrom
9.
Diukur titik lelehnya dan bandingkan dengan literatur
(45-50OC)
6.2 Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1.
Dilarutkan sampel kristal hasil isolasi dalam
petroleum eter menggunakan kapiler ditotolkan pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
2.
Digunakan etil p-metoksi sinamatdan asam p-metoksi
sinamat standar sebagai pembanding pada jarak 0,5 cm dari bawah
3.
Dimasukkan dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen
kloroform , pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau
dimasukkan kedalam chamber iodium
4.
Dihitung rf-nya dan dibandingkan dengan standar
6.3 Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
1.
Dilarutkan Kristal hasil isolasi dalam methanol
2.
Dibuat spectrum ultra violetnya pada daerah panjang
gelombang 200-300 nm
6.4 Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
1.
Dibuat pellet Kristal hasil isolasi dengan KBr kering
2.
Dibuat spectrum infra merahnya
Video
terkait praktikum ini:
Pertanyaan:
1.
Pada prosedur serbuk kencur + kloroform dihangatkan
pada penangas air lalu dibiarkan selama 1/2 jam kemudian disaring. Mengapa kita
harus menunggunya selama 1/2 jam? Bagaimana jika larutan telah dingin sebelum 1/2
jam? Atau belum dingin setelah 1/2 jam?
2.
Setelah dipisahkan residu kencurnya dilanjutkan dengan
mengulang perkolasi sekali lagi. Mengapa perkolasi dilakukan 2x dan bagaimana
jika hanya dilakukan sekali saja?
3.
Setelah rendemen didapatan, kita lakukan rekristaisasi
lalu mengukur titik lelehnya dan dibandingkan dengan literatur yaitu 45-50OC.
Bagaimana jika titik lelehnya melebihi atau kurang dari yang seharusnya? Apakah
kita tetap melanjutkan pemeriksaaan KLT atau harus mengulangnya?
hr. yuniarccih
BalasHapus3. pemeriksaan titik leleh digunakan untuk meyakinkan bahwa kristal yang kita dapat itu benar p-metoksi sinamat.
jika titik lelehnya memiliki selisih yang kecil sekitar 1-2 derajat celcius bisa jadi itu kesalahan dari praktikan.
Namun, apabila selisihnya jauh, bisa dipastikan bahwa itu bukan p-metoksi sinamat.
jikat selisih titik lelehnya jauh, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan KLT
2. perkolasi merupakan teknik ekstraksi. jadi dilakukannya 2 kali perkolasi ini agar ekstrak yang didapatkan benar-benar murni terpisah dari zat pengotor. jika perkolasi hanya dilakukan satu kali nantinya kemungkinan ekstrak yang dihasilkan belum murni
BalasHapus1. menurut saya, waktu yang telah ditentukan yaitu 1/2 jam merupakan batas swaktu pendinginan yang mungkin sudah diperkirakan dan sudah di tentukan proses pendinginannya. ketika larutan sudah dingin sebelum 1/2 jam atau sebelum 1/2 jam itu tidak berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan karena yang diharapkan pada percobaan ini yaitu ketika larutan tersebut sudah dingin
BalasHapus